Konsep Struktur Molekul Senyawa Organik
1. Elektronegativitas
Satu sifat yang dapat membantu kita dalam membedakan ikatan kovalen non
polar dengan ikatan kovalen polar adalah keelektronegatifan (electronegativity), yaitu kemampuan
suatu atom untuk menarik elektron dalam ikatan kimia. Unsur-unsur dengan
keelektronegatifan tinggi memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menarik
elektron daripada unsur-unsur dengan keelektronegatifan lebih rendah.
Keelektronegatifan berkaitan dengan afinitas elektron dan energi ionisasi,
Misalnya atom seperti fluorin, dengan afinitas elektron tinggi (cenderung untuk
menarik elektron dengan mudah) dan energi ionisasi yang besar (tidak mudah
melepas elektron), juga mempunyai keelektronegatifan yang tinggi. Di sisi lain,
natrium mempunyai afinitas elektron, energi ionisasi dan keelektronegatifan
yang rendah.
Keelekktronegatifan adalah suatu konsep relatif, yang berarti bahwa
keelektronegatifan suatu unsur dapat diukur hanya dalam kaitannya dengan
keelektronegatifan unsur-unsur yang lain. Secara umum, keelektronegatifan
meningakat dari kiri ke kanan dalam satu periode di dalam tabel periodik,
seiring berkurangnya sifat logam dari unsur-unsur tersebut. Dalam satu
golongan, keelektronegatifan berkurang dengan bertambahnya nomor atom, yang
menunjukkan semakin bertambahnya sifat logam dari unsur-unsur tersebut.
Perhatikan bahwa logam transisi tidak mengikuti pola keteraturan ini.
Unsur-unsur yang paling elektronegatif – halogen , oksigen, nitrogen, dan
belerang- terdapat pada sudut kanan atas tabel periodik, sementara unsur-unsur
dengan keelektronegatifan rendah (logam alkali dan alkali tanah) terletak di
sudut kiri bawah (Chang, 2005).
2. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan antar molekul (bukan antar atom). Ikatan ini
terjadi pada senyawa-senyawa yang sangat polar seperti HF, H2O, dan
NH3. Sebagai contoh antar molekul HF dengan molekul H2O,
H2O – H2O, HF-HF, H2O-NH3, dst-dst.
Lebih jelasnya ikatan ini terjadi antara atom yang sangat elektronegatif dari
suatu molekul dengan atom yang kurang elektronegatif dari molekul yang lain,
misal antara atom F dari molekul HF dengan atom H dari molekul H2O.Beberapa
Senyawa yg menglami ikatan Hidrogen ntralain: H2O, HF, NH3,
C2H4O (etanol) dan lain-lain.Ikatan hidrogen trjdi ketika
ada molekul F, N, O yg memiliki psangan e bebas. pasangan e bebas tdi menarik
satu/beberapa atom H dri dari molekul lain yg akhirnya membentuk ikatan
Hidrogen satu sama lain. Intinya senyawa yg mengandung salah satu dri F, N, O.
Yg didalamnya terdpat H pasti berikatan Hidrogen.Ikatan ini tidak terlalu kuat sehingga lebih gampang diputuskan drpd ikatan ionik maupun kovalen, aplagi
dibanding ikatan logam.
Dalam kimia, ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang
terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan.
Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh
lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam makromolekul seperti
protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari
molekul yang sama. dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang
penting. Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau
F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari
molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk
suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2
kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).Kekuatan ikatan hidrogen ini
dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul
tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang
terbentuk.Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar
ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air
(H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total
ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya
memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya)
sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida(Sam,2010).
Ikatan Hidrogen pada H2O
3.
Gaya Van Der Waals
Gaya Van Der Waals merupakan gaya tarik menarik listrik yang relatif lemah
akibat kepolaran molekul yang permanen atau terinduksi (tidak permanen).
Kepolaran permanen terjadi akibat kepolaran ikatan dalam molekulnya, sedangkan
kepolaran tidak permanen terjadi akibat molekulnya terinduksi oleh partikel
lain yang bermuatan sehingga molekul bersifat polar sesaat secara spontan. Gaya
Van Der Waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau berbeda. Karena
Ikatan Van Der Waals muncul akibat adanya kepolaran, maka semakin kecil
kepolaran molekulnya maka gaya Van Der Waalsnya juga akan makin kecil (Efinda)
Gaya Van Der Waals dibagi berdasarkan jenis kepolaran partikelnya :
1. INTERAKSI ION – DIPOL (MOLEKUL POLAR) Terjadi interaksi (berikatan) / tarik
menarik antara ion dengan molekul polar (dipol). Interaksi ini termasuk jenis
interaksi yang relatif cukup kuat.
2. INTERAKSI DIPOL – DIPOL Merupakan
interaksi antara sesama molekul polar (dipol). Interaksi ini terjadi antara
ekor dan kepala dari molekul itu sendiri. Berlawanan kutub saling tarik menarik
dan jika kutubnya sama saling tolak – menolak. Partikel penginduksi dapat
berupa ion atau dipol lain
3. INTERAKSI ION – DIPOL TERINDUKSI Merupakan antar aksi ion dengan dipol
terinduksi. Dipol terinduksi merupakan molekul netral, menjadi dipol akibat
induksi partikel bermuatan yang berada didekatnya. Kemampuan menginduksi ion
lebih besar daripada dipol karena muatan ion >>> (lebih besar) Ikatan
ini relatif lemah karena kepolaran molekul terinduksi relatif kecil dari dipol
permanen.
4. INTERAKSI DIPOL – DIPOL TERINDUKSI Molekul dipol dapat membuat molekul
netrallain bersifat dipol terinduksi sehingga terjadi antar aksi dipol – dipol
terinduksi.Ikatan ini cukup lemah sehingga prosesnya berlangsung lambat 5.
ANTAR AKSI DIPOL TERINDUKSI – DIPOL TERINDUKSI (GAYA LONDON) MEKANISME :
a. Pasangan elektron suatu molekul, baik yang bebas maupun yang terikat selalu
bergerak mengelilingi inti.
b. Electron yang bergerak dapat mengimbas atau menginduksi sesaat pada
tetangga sehingga molekul tetangga menjadi polar terinduksi sesaat.
c. Molekul ini pula dapat menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga
terbentuk molekul – molekul dipole sesaat.
Interaksi dipol-dipol terjadi karena tertariknya kutub positif dan kutub
negatif pada suatu molekul polar.Karena itulah senyawa organik polar dengan
berat molekul yang tidak banyak berbeda dengan senyawasenyawa nonpolar akan
mempunyai titik didih yang jauh berbeda. Sebagai contoh misalnya etanol
(C2H5OH) mendidih pada temperatur78,5°C sedangkan dimetileter (CH3OCH3) dengan
berat molekul yang sama mendidih pada -138,5 °C (Arbain)
4.
Polarizabilitas
Elektron pada suatu atom mengalami pergerakan dalam
orbital. Pergerakan atau perpindahan elektron pada suatu atom dapat
mengakibatkan tidak meratanya kepadatan elektron pada atom, sehingga atom
tersebut mempunyai satu sisi dipol dengan
muatan lebih negatif dibandingkan sisi yang lain. Pergerakan ini menimbulkan
dipol sesaat. Gambar dibawah ini menggambarkan perbedaan sebaran elektron pada
orbital normal dan orbital yang mengalami dipol sesaat. Adanya dipol sesaat
menyebabkan molekul yang bersifat non-polar menjadi bersifat agak polar.
Dipol sesaat pada suatu atom dapat mengimbas atom yang
berada di sekitarnya sehingga terjadilah dipol terimbas yang menyebabkan gaya
tarik-menarik antara dipol sesaat dengan dipol terimbas. Gaya ini yang disebut
sebagai Gaya London.
Pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul
akan bertambah besar apabila molekul tersebut memiliki jumlah elektron yang
semakin besar pula. Pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam
suatu molekul disebut polarisabilitas. Jumlah elektron yang besar berkaitan
dengan massa molekul relatif (Mr) molekul tersebut, sehingga semakin besar Mr
suatu molekul, maka semakin besar polarisabilitasnya dan semakin besar pula
Gaya Londonnya.
5. Gugus Fungsi
Atom atau kelompok atom yang paling menentukan sifat suatu senyawa dan
merupakan ciri khas dari suatu deret homolog kimia karbon disebut gugus fungsi. Jika etana (C2H6) memiliki deret homolog alkana, dan
satu atom H-nya digantikan dengan gugus alkohol (—OH) maka menjadi C2H5OH.
Maka, akan berdampak pada perubahan sifat senyawa (fisis dan kimia) dari etana
ke etanol (C2H5OH). Kesimpulan: gugus fungsi akan membuat sifat dan struktur alkana berubah, tetapi masih
dalam satu deret homolog.
Sumber: (Anonim, 2016)
6.
Efek Induksi
Sifat induksi terjadi karena adanya perbedaan keelektronegatifan . Gejala
elektrostatik diteruskan melalui rantai karbon. Efek induksi
terdiri atas dua yaitu +I
(pendorong electron) dan –I
(penarik electron). Menurut konvensi
gugus penarik electron yang lebih besar dari hydrogen H merupakan efek induksi
–I sedangkan gugus penarik electron yang lebih lemah dari hydrogen H merupakan
efek induksi +I.
Gugus alkyl yang terikat pada gugus fungsi senyawa organic merupakan gugus pendorong
electron, dimana semakin besar alkyl yang terikat pada gugus fungsi akan
mengakibatkan factor +I semakin besar.
Berikut ini urutan reaktifitas induksi –I (penarik electron) adalah
sebagai berikut:
-Cl > -Br
> -I > -OCH3 > -OH > -C6H5 >
-CH+CH2 > -H
Efek
induksi dari beberapa gugus yang terikat pada gugus fungsi senyawa
organic dapat dilihat pada tabel berikut ini,
Tabel 1. Efek induksi beberapa gugus
-I
|
+I
|
||
-NH3+
|
-OR
|
-CH3
|
|
-NR3+
|
-SH
|
-CH2R
|
|
-NO2
|
-F
|
-SR
|
-CHR2
|
-Cl
|
-CH=CH2
|
-CR3
|
|
-COOH
|
-Br
|
-CR=CH2
|
|
-COOR
|
-OH
|
Sifat induksi
yang dimiliki sernyawa tersebut mempengaruhi reaktivitas molekul senyawa organic
tersebut, mis. senyawa asam karboksilat akan mempengaruhi sifat keasaman
senyawa asam karboksilat dan pada senyawa alkyl halide akan mempengaruhi gugus
lepas pada reaksi substitusi dan eliminasi sedangkan senyawa karbonil akan
mempengaruhi jalannya reaksi adisi nukleofil, dan sebagainya.
7.
Resonansi
Resonansi secara singkat dapat dikatakan dengan
suatu senyawa kimia yang strukturnya sama tetapi konfigurasi elektronnya
berbeda.
Aturan
Struktur Resonansi
- Struktur resonansi,
menggambarkan molekul, ion, radikal dan ion yang tidak cukup digambarkan hanya
dengan sebuah struktur Lewis, melainkan harus dengan dua atau lebih struktur
Lewis. Sehingga dapat mewakili struktur molekul, radikal atau ion dalam bentuk
hibridisasinya. Tanda panah untuk resonansi ↔
- Dalam menulis
struktur resonansi, kita hanya boleh memindahkan elektron, sedangkan posisi
inti atom tetap seperti dalam molekulnya.
- Semua struktur harus
memenuhi struktur Lewis. Tidak boleh menulis struktur ( atom karbon mempunyai
lima ikatan).
- Semua struktur
resonansi harus mempunyai, jumlah electron tak berpasangan yang sama.
- Semua atom yang terlibat
dalam sistem delokalisasi harus terletak pada bidang datar atau mendekati
datar.
- Struktur resonansi atau hibridisasi
atau sistem yang menggambarkan mempunyai kestabilan yang besar.
- Struktur yang lebih
stabil, adalah yang lebih besar memberikan kontribusi terhadap sistem
hibridisasi. Contoh:
Struktur A mempunyai
kontribusi lebih besar dari B, karena struktur A merupakan karbonium tersier,
sedangkan B adalah karbonium sekunder.
8.
HiperKonjugasi
Merupakan delokalisasi yang melibatkan elektron σ. Hiperkonjugasi di
atas dapat dipandang sebagai overlap antara orbital σ ikatan C-H dengan orbital
π ikatan C=C, analog dengan overlap π-π. Hiperkonjugasi disebut juga resonansi
tanpa ikatan. Secara singkat efek hiperkonjugasi merupakan perubahan dari suatu
ikatan C-H menjadi ikatan C=C atau C≡C oleh Hα. Hiperkonjugasi dapat
meningkatakan kestabilan molekul dengan semakin banyaknya Hα maka suatu molekul
tersebut akan semakin stabil.
Contoh:
Jika
suatu karbon yang mengikat atom hydrogen dan terikat pada atom tak jenuh atau
pada satu atom yang mempunyai orbital bukan ikatan maka untuknya dapat
dituliskan bentuk kanonik seperti diatas. Di dalam bentuk kanonik seperti itu
sama sekali tidak ada ikatan antara karbon dengan ion hidrogen, dan resonansi
seperti itu disebut resonansi tanpa ikatan. Hidrogen
tidak pergi (karena resonansi tersebut bukanlah suatu hal yang nyata melainkan
hanya bentuk kanonik yang berkontribusi ke struktur molekul nyata). Efek
struktur diatas pada molekul nyata adalah elektron dalam C-H lebih
dekat ke karbon daripada jika struktur diatas tidak
berkontribusi.
9. Tautomeri
Suatu
senyawa karbonil dengan suatu hidrogen alfa yang bersifat asam, dapat berada
dalam dua bentuk yang disebut tautomer : suatu tautomer keto dan sebuah
tautomer enol. Tautomer adalah
isomer-isomer yang berbeda satu dengan yang lainnya hanya pada posisi ikatan
rangkap dan sebuah atom hidrogen berhubungan. Tautomer keto suatu senyawa
karbonil mempunyai struktur karbonil seperti diharapkan. Tautomer enol (dari –ena+-ol)
yang merupakan suatu alcohol vinilik, terbentuk dengan serah-terima sebuah
hidrogen asam dari karbon α ke oksigen karbonil. Karena atom hidrogen berada
dalam posisi yang berlainan, kedua bentuk tautometrik ini bukanlah
struktur-resonansi, melainkan dua struktur berlainan yang berada dalam
kesetimbangan. (harus diingat bahwa struktur-struktur resonansi berbeda hanya
dalam posisi elektron).
Sumber: Anonim, 2013
10. Regangan Ruang
Regangan ruang adalah besarnya
regangan pada struktur senyawa kimia berbentuk siklik untuk menunjukkan
seberapa besarnya regangan ruang dari cicin siklik tersebut. Dimana tabel data
mengenai regangan ruang dapat dilihat pada tabel berikut :
Siklo Alkana
|
Regangan cincin (kkal/mol)
|
Siklopropana
|
27,6
|
Siklobutana
|
26,3
|
Siklopentana
|
6,5
|
Sikloheksana
|
0
|
Sikloheptana
|
6,4
|
Siklooktana
|
10,0
|
siklononana
|
12,9
|
Siklodekana
|
12,0
|
Siklopentadekana
|
1,5
|
Teori Regangan
Baeyer
Pada tahun 1885 seorang ahli kimia jerman, Adolf Von Baeyer mangemukakan
senyawa-senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar. Menurut Baeyer semua
senyawa siklik (kecuali siklopetana) mengalami ragangan karena terjadinya
penyimpangan dari sudut ikatan tetrahedal. Makin besar penyimpangan dari sudut
iaktan tetrahedalmakin besar ragangannya, yang berakibat makin reaktif pula.
Akibatnya sikli propana yang mempunyai sudut ikatan 60 dan siklo butana 90
lebih reaktif dari pada propana dan butana. Menurut baeyer siklo prapana adalah
sistem yang paling stabil karena sudut ikatannya 108, yang hampir sama dengan
sudut tetrahedal dan kemudian reaktifitasnya maningkat lagi mulai siklo
hetsana.
Namun teori Baeyer tidak seluruhnya benar, karena kenyataan bahwa siklo
heksana dan cincin yang lebih besar tidak lebih reaktif dari siklo petana.
Siklo heksana ternyata bukan merupakan cincin datar dengan sudut ikatan 120
melinkan suatu cincin yang agak terlipat dengan sudut ikatan 109, yang berarti
hampir sama dengan sudut tetrahedal.
Sikloalkana adalah golongan senyawa hidrokarbon jenuh yang rantai atom-atom
karbon-karbonnya tertutup (membentuk cincin), sehingga termasuk hidrokarbon
siklik. Karena sifat-sifat sikloalkana sangat mirip dengan golongan alkana
(hidrokarbon alifatik), maka sikloalkana dikategorikan sebagai hidrokarbon alisiklik.
Rumus umum sikloalkana CnH2n.
Jika ditinjau dari segi regangan cincinnya, yang dihitung berdasarkan harga
kalor pembakaran, terbukti bahwa harga regangan total cincin yang terbesar
adalah pada siklopropana, disusul dengan siklobutana, dan siklopentana. Pada
sikloheksana harganya = 0, yang sama dengan harga senyawa rantai terbuka.
Besarnya harga regangan pada siklopropana tersebut disebabkan oleh adanya
regangan sudut dan regangan sterik. Makin besar penyimpangannya dari sudut
tetrahedral, makin besar pula regangan sudutnya.
Dalam usaha mengurangi regangan agar diperoleh kestabilan, molekul
sikloalkana mengalami konformasi. Pada siklopentana konformasinya mengakibatkan
keempat atom karbonnya berada dalam satu bidang dan atom karbon kelima
membentuk ikatan bengkok. Pada sikloheksana konformasinya mengakibatkan semua
ikatan C-C-C mempunyai sudut 109,50. Salah satu dari konformasi pada
sikloheksana dinamakan konformasi kursi, yang ditandai oleh adanya dua macam
orientasi ikatan C-H, yaitu enam buah ikatan C-H aksial dan enam buah ikatan
C-H ekuatorial. Dikenal pula adanya konformasi perahu pada sikloheksana, yang
kestabilannya lebih rendah daripada konformasi kursi. Jika satu atom H pada
sikloheksana diganti oleh gugus –CH3 atau gugus lain, maka gugus –CH3/
gugus lain tersebut dapat berposisi aksial/ ekuatorial. Dalam hal ini
konformasi yang lebih stabil adalah konformasi dengan gugus –CH3
berposisi ekuatorial.
Bila
sikloalkana mengikat substituen pada dua atau lebih atom karbon, maka terjadi
isomer cis-trans. Salah satu contohnya adalah pada 1,2-dimetilsiklopentana.
Dalam penggambaran strukturnya, cincin siklopentana digambarkan sebagai
segilima datar, dengan ketentuan bila kedua substituennya terletak pada sisi
yang sama dari bidang cincin dinamakan isomer cis, sedangkan bila berseberangan
dengan bidang cincin dinamakan isomer trans. Pada sikloheksana juga dijumpai
isomer-isomer cis-tans, yang bila digambarkan dengan konformasi kursi, yang
masing-masing substituen dapat berposisi aksial atau ekuatorial. Sifat-sifat
fisika dan kimia sikloalkana hampir sama dengan alkana, yaitu nonpolar, titik
didih dan titik leburnya sebanding dengan berat molekulnya, dan inert (lambat
bereaksi dengan senyawa lain). Reaksi sikloalkana dengan oksigen dapat
menghasilkan CO2 dan H2O, sedangkan dengan halogen
terhadi reaksi substitusi atom H oleh atom halogen. Khusus untuk siklopropana
dan siklobutana, dengan kondisi reaksi khusus, dapat mengalami pemutusan
cincin.
Di alam
sikloalkana terkandung dalam minyak bumi bersama-sama dengan alkana. Kandungan
sikloalkana dalam minyak bumi berkaitan erat dengan tempat mendapatkannya
minyak bumi tersebut. Sebagai contoh, minyak bumi yang berasal dari California
banyak mengandung sikloalkana. Dalam industri minyak bumi, sikloalkana dikenal
dengan nama naftalena.
REFERENSI
Anomim.2016. Bab I Tegangan dan Regangan.pdf.
atom-green.blogspot.co.id/2013/10/tautomeri.
Chang, Raymond. 2005.Kimia Dasar
Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Efrida.2016. Gaya Van Der Waals.
gigihkurniawan.blogspot.co.id/2013/11/Resonansi-Konjugasi-Hiperkonjugasi.
samadaranta.wordpress.com/2010/12/14/ikatan-hidrogen.
rinioktavia19942.wordpress.com/gaya-antar-molekul/gaya-london/
Terima kasih penjelasannya sangat membantu :)
BalasHapusTerimakasih, materinya sangat bermanfaat. Mau tanya, bagaimana gugus fungsi dapat merubah sifat suatu senyawa? Terimakasih
BalasHapusSebagian besar yang berperan adalah adanya ikatan pi atau atom lain dalam struktur organik yang menimbulkan kereaktifan. Gugus fungsi akan mengakibatkan suatu senyawa asam atau basa
HapusTerima kasih, sangat membantu, terutama soal regagam ruang.
BalasHapusMau tanya, bagaimana hubungan elektronegativitas dengan kestabilan suatu senyawa organik?
Terima kasih.
materi yang sangat membantu. sedikit bertanya apakah ada hubungannya antara elektronegatifitas dengan ikatan hidrogen??
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusterima kasih atas materinya yang bermanfaat. Semoga selalu semangat memposting hal yang bermanfaat:)
BalasHapus