Efek Induksi
1.
Induksi dan Efek Medan
Ikatan C-C dalam etana adalah nonpolar sempurna karena
ikatan tersebut menghubungkan dua atom yang ekuivalen. Akan tetapi ikatan C-C dalam kloroetana terpolarisasi
oleh adanya atom klor elektronegatif. Polarisasi ini sebenarnya adalah jumlah
dari dua efek. Pertama, atom C-1 telah kekurangan sejumlah kerapatan
elektronnya oleh elektronegativitas Cl yang lebih besar, diganti secara parsial
oleh ikatan C-C yang ada didekatnya
mengakibatkan polarisasi ikatan ini dan suatu muatan positif kecil pada atom C-2. Polarisasi satu
ikatan yang disebabkan oleh polarisasi
ikatan tetangga disebut efek induksi. Efek ini tidak hanya dirasakan
oleh ikatan tetangga, namun dapat pula
berpengaruh sampai ikatan yang lebih jauh. Efek ini berkurang dengan bertambahnya jarak. Polarisasi
ikatan C-C menyebabkan pula sedikit polarisasi tiga ikatan C-H metil.
Resonansi dan induksi tidak perlu
bekerjanya dalam arah yang sama. Di dalam keadaan dasar (ground state)
efek0efek ini bekerja secara permanen dan dapat nyata dalam sejumlah
sifat-sifat molekul. Salah hal yang paling ideal yang berhubungan dengan efek
induksi adalah kecepatan solvolisis 4-(4-alkilbisiklo[2.2.2]oktan-1-ilbrosilat
dalam asam asetat pada 75°C (Firdaus,2009).
Sifat induksi
terjadi karena adanya perbedaan keelektronegatifan . Gejala elektrostatik
diteruskan melalui rantai karbon. Efek induksi terdiri atas dua
yaitu +I (pendorong electron)
dan –I (penarik electron). Menurut
konvensi gugus penarik
electron yang lebih besar dari hydrogen H merupakan efek induksi –I sedangkan
gugus penarik electron yang lebih lemah dari hydrogen H merupakan efek induksi
+I.
Gugus alkyl yang terikat
pada gugus fungsi senyawa organic merupakan gugus pendorong electron, dimana
semakin besar alkyl yang terikat pada gugus fungsi akan mengakibatkan factor +I
semakin besar.
Berikut ini urutan reaktifitas induksi –I (penarik electron) adalah
sebagai berikut:
-Cl > -Br > -I > -OCH3 > -OH
> -C6H5 > -CH+CH2 > -H
Efek induksi dari beberapa gugus yang
terikat pada gugus fungsi senyawa organic dapat dilihat pada tabel berikut ini,
Tabel 1. Efek induksi beberapa gugus
-I
|
+I
|
||
-NH3+
|
-OR
|
-CH3
|
|
-NR3+
|
-SH
|
-CH2R
|
|
-NO2
|
-F
|
-SR
|
-CHR2
|
-Cl
|
-CH=CH2
|
-CR3
|
|
-COOH
|
-Br
|
-CR=CH2
|
|
-COOR
|
-OH
|
Sifat induksi yang dimiliki sernyawa tersebut
mempengaruhi reaktivitas molekul senyawa organic tersebut, mis. senyawa asam
karboksilat akan mempengaruhi sifat keasaman senyawa asam karboksilat dan pada
senyawa alkyl halide akan mempengaruhi gugus lepas pada reaksi substitusi dan
eliminasi sedangkan senyawa karbonil akan mempengaruhi jalannya reaksi adisi
nukleofil, dan sebagainya.
2.
Efek Induksi (Induktif) dan Kekuatan Asam
Efek induksi adalah : Suatu
aksi elektrostatik yang diteruskan melalui rantai atom dalam suatu molekul
(lewat ikatan σ).E fek itu dapat dinyatakan sebagai I + dan I –.
I + jika subtituen yang terikat mendorong elektron (melepaskan e) I -
jika subtituen yang terikat menarik Elektron ( mengambil e - ). Efek
induksi dari gugus yang terikat pada rantai R dari asam karboksilat (gugus
COOH)
H2
O
R – COOH → H+ + R - COO –
Bila ada gugus yang terkait
pada alkil dari asam karboksilat bersifat menarik elektron, maka efek induktif
akan diteruskan kesemua atom, oksigen dari hidroksida pada asam menjadi relatif
lebih positif, hydrogen mudah lepas kesamaan karboksilat bertambah. Contoh: Bandingkan
keasaman dari CH3 COOH pka = 4,80 dan
Cl
– CH2 – COOH pka = 2,86
Bila ada gugus yang terikat
pada alkil dari asam karboksilat bersifat mendorong elektron, maka efek
induktif akan diteruskan kesemua atom, oksigen dari hidroksida pada asam
menjadi relatif lebih negatif, hidrogen sukar lepas keasmaan karboksilat
berkurang. Contoh : Bandingkan keasaman dari CH3 COOH
pka = 4,80 dan
(CH3)3 C – COOH pka =
5,05 dan
Catatan :1. pka adalah = -
log ka, jika pka kecil berarti asam kuat dan sebaliknya
2.
Keasaman lebih besar berarti kebasaan lebih kecil dan sebaliknya.
Efek Induksi (E elektrostatik) akan berkurang dengan adanya jarak gugus induksi dengan pusat reaksi (COOH). Bandingkan keasaman senyawa :
2.1). Cl –(CH2)2
–COOH pka = 4,0 dan
2.2). Cl –CH2
–COOH pka
=2,86
Menurut consensus :
-
Gugus yang menarik elektron lebih dari atom H disebut I-
-
Gugus yang mendorong electron lebih besar dari atom H disebut I- .
Factor lain disamping resonansi stabil dari ion
karboksilat mempengaruhi keasaman dari senyawa. Delokalisasi lebih jauh dari
muatan negatif ion karboksilat menstabilkan anion, relative terhadap asamnya.
Penambahan kestabilan dari anion menyebabkan bertambahnya keasaman dari suatu
asam. Misalnya, khlor elektronegatif. Dalam asam khloroasetat, khlor menarik
keerapatan elektron dari elektron dari gugusan karboksil ke dirinya. Penarikan
elektron ini menyebabkan delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif, jadi
menstabilkan anion dan menambah kekuatan asam dari asamnya. Asam khloroasetat
lebih kuat dari asam asetat. Makin besar penarikan elektron oleh efek induktif,
lebih kuat asamnya. Asam dikloroasetat mengandung dua atom khlor yang menarik
elektron dan merupakan asam yang lebih kuat dari pada asam khlorasetat. Asam
trikhloroasetat mempunyai tiga atom khlor dan lebih kuat lagi daripada asam
dikhloroasetat.
Sifat
induksi terjadi karena adanya perbedaan keelektronegatifan. Gejala
elektrostatik diteruskan melalui rantai karbon. Efek induksi terdiri atas dua
yaitu + I (pendorong elektron) dan –I (penarik elektron). Menurut konvensi
gugus penarik elektron yang lebih besar dan hidrogen H merupakan efek induksi
–I sedangkan gugus penarik elektron yang lebih lemah dari hidrogen H merupakan
efek induksi +I. Sifat induksi yang dimiliki senyawa tersebut mempengaruhi
reaktivitas molekul senyawa organik tersebut, mis. Senyawa asam karboksilat
mempegaruhi sifat keasaman senyawa asam karboksilat dan pada senyawa alkyl
halide akan mempengaruhi gugus lepas pada reaksi substitusi dan eliminasi
sedangkan senyawa karbonil akan mempengaruhi jalannya reaksi adisi nukleofil
dan sebagainya.
Daftar
Pustaka
Firdaus.2009. Modul Mata Kuliah Kimia Organik Fisis I.
Makassar: Universitas Hasanudin.
Nafis,M.H.
Kimia Organik-Sifat Intramolekular. Surabaya: Unair. Diakses pada tanggal 21 November 2014.
http://febeunike18.blogspot.co.id/2013/03/keasaman-asam-karboksilat-pengantar.html